Monday, September 16, 2013

Book Review : Starting off with Measuring by Peter Patilla, Illustration by Liz Pichon.

Matematika !

Mata pelajaran ini sering menjadi momok yang menakutkan bagi anak, orang tua dan pengajar. Terus terang Mama Millenia sendiri kadang kurang merasa percaya diri saat harus berhadapan dengan matematika.  Selintas dikepala, ugh sulitnya lalu mulai keringat dingin membayangkan harus mengajar si kecil matematik. 
Menarik nafas panjang, bersiap menyetok kesabaran....

Tetapi, mungkin matematika tidak akan sedemikian menakutkan bila kita sedari awal mengajak sikecil belajar dengan cara yang menyenangkan.  Dengan aktivitas aktivitas yang langsung dapat diterapkan dan permainan permainan matematik yang seru.  Diharapkan, dengan kegiatan mengasyikkan matematik, dapat memberi gambaran  menyenangkan, sehingga si kecil berada di zona nyaman bila berhadapan dengan matematika. 

Tentu saja matematik biasanya diawali dengan pengenalan angka; awalnya berhitung 1 - 3, lalu mulai bertambah 1 - 5, terus bertambah 1 - 10, mulai masuk ke dalam dua digit 1- 20, lalu 1 - 50 dan akhirnya bertambah tiga digit 1- 100 dan seterusnya. Perhatikan bahwa pengenalan angka kadang tidak bersamaan dengan pengenalan konsep kongkrit. Artinya anak yang dapat menyebutkan angka angka ini, belum tentu mengerti apa arti yang diwakili oleh angka angka tersebut.  

Belajar matematika ternyata tidak hanya berurusan dengan bilangan. Tetapi matematika juga memiliki bahasanya tersendiri.  Beberapa buku yang dapat dibacakan kepada anak agar dapat menambah kosa kata matematikanya.  Seperti apa  sih contoh kosa kata matematika ? Berikut ini contohnya :
  • lebih 
  • kurang
  • setengah
  • tertinggi
  • terendah
  • terpanjang
  • terpendek, dan sebagainya.
Kembali ke buku yang membahas bahasa matematika (mathematical language /vocabulary).  
Mama Millenia menemukan buku menarik yang khusus dikembangkan untuk membahas konsep dini ukuran.  

Starting off with Measuring by Peter Patilla, Illustration by Liz Pichon dan dipublikasikan oleh Oxford University Press.



Buku ini derekomendasikan untuk anak 4 tahun ke atas. Ditulis oleh Peter Patilla, seorang specialist matematika khusus anak anak.  Buku ini ditulis dengan tujuan untuk memperkenalkan kata kunci dan kosa kata ide pengukuran matematika, yang mana akan sering dibahas saat 2 tahun pertama disekolah
  • Long and Short
  • Tall and Short
  • Opposites
  • Sizes
  • Distances 
  • Centimetres & Metres
  • Heavy & Light
  • Grams & Kilograms
  • Full & Empty
  • Mililitres & Litres
  • Temperatures
  • Measuring Long Ago (jaman dahulu kala, kita mengukur dengan jengkal, kaki, dan panjang lengan dan sebagainya)
  • Measuring Quiz



Yang menyenangkan dari buku ini, illustrasinya dibuat sedemikian rupa agar tidak terasa sedang belajar. Warna warni yang mencolok agar anak tertarik terus membuka halaman demi halaman. 
Di akhir bahasan setiap halaman,  diberikan rangkuman Word Banks. 
Dan diakhir buku terdapat rangkuman seluruh kosa kata berikut ilustrasinya yang meriah. 
Selain itu ada beberapa lembar interaktif yang dapat dikerjakan bersama anak. 
Dari sini kita dapat mengecek apakah anak sudah mengerti benar kosa kata matematik baru yang diberikan. Kosa kata dari word banks ini dapat pula dipakai sebagai permainan. Misalkan main I SPY, minta agar anak mencari kosa kata yang dimulai dengan huruf tertentu ...contohnya...H...Heavy...



Setelah membaca buku ini, Mama Millenia sarankan agar terus menggunakan kosa kata yang baru didapat.  Cari kesempatan agar anak dapat menggunakan kosa kata barunya.  Tanyakan apakah si anak mau minum air stengah gelas saja ?  siapakah yang memakan kue terbanyak ? Pagar warna apa yang tertinggi dalam kompleks rumah kita ? Pensil mana yang terpendek dan sebagainya.

Ajak anak membuat kue, dan perkenalkan dengan hitungan dan angka angka saat mengukur bahan bahan kue.

Kita menggunakan perhitungan matematika setiap harinya. Mengingat betapa pentingnya matematika, sebaiknya kita memberikan fondasi positif pada anak.

Semoga dengan terus memberikan gambaran dan aktivitas aktivitas menyenangkan tentang pelajaran matematika disaat dini,  anak akan terus menyukai matematika.

Salam Sayang,

Mama Millenia
















Sunday, September 15, 2013

Book Review: Put Me In The Zoo oleh Robert Lopshire


Setiap orang pernah kecewa, termasuk anak anak. 
Bagaimana cara menghibur dan memberikan dukungan positif agar mereka kembali ceria ? 
Salah satu tips Mama Millenia adalah dengan membaca buku cerita. 
Pilihan buku yang tepat  dapat memberikan pesan moral kepada anak tanpa menggurui.

Buku Put Me In The Zoo karangan Robert Lopshire, sangat ideal mulai dari usia balita hingga dewasa.  Ditulis dengan kata kata yang singkat namun berirama, dijamin menarik untuk anak anak. 
Illustrasi yang ceria dan meriah penuh warna warni, dapat sekalian digunakan untuk membahas tentang pelbagai warna.





Inilah jalan ceritanya:
Spot, si leopard mempunyai bintik bintik special yang dapat berubah warna.
Tidak hanya itu, bintik bintik ini juga dapat berpindah tempat, dan dijuggle olehnya.
Oh, betapa si Spot ingin menjadi salah satu atraksi di Kebun Binatang.
Sayangnya, ia ditolak oleh penjaga kebun bintang.  Ia pun sedih, kecewa dan kesal.
Tak lama datanglah kedua anak yang berempati dan menanyakan mengapa Spot bersedih.
 Dan Spot pun bercerita bahwa ia ingin tinggal di Kebun Binatang tetapi ditolak.
Bahwa ia sebenarnya mempunyai keahlian khusus dengan bintik bintiknya.
Spot lalu menunjukkan keahliannya kepada kedua teman barunya.
Dan anak anak itu bertepuk tangan dan menyukai trik trik lucu Sport, Leopard berbintik.
Kedua teman baru Spot memahami kehebatan Spot dan menyarankan bahwa ia lebih cocok menjadi atraksi di sirkus !

Banyak pesan moral yang didapat dari buku ini, tentang cara mengobati kekecewaan, memberikan atensi dan empati pada orang disekitar kita yang bersedih. Saat kekecewaan datang, teruslah berusaha, yakinlah pada suatu saat orang disekitar kitapun akan menyadari kelebihan kita dan mendukung agar kita dapat berada ditempat yang lebih baik.

Kalimat kalimat dalam buku ceria ini singkat dan berirama, mempermudah anak untuk belajar membacanya sendiri. 
Karena itulah buku ini menjadi salah satu buku favorite Mama Millenia dirumah. 

Salam Sayang,

Mama Millenia

Friday, September 13, 2013

Mengenal Jenis Buku Seru ! Audio Book ~ Talking Book






Sudah pernah mendengar tentang AudioBook atau Talking Book? 

Buku Audio biasanya terdiri dari buku dan keping CD. Konsepnya adalah membaca buku sembari mengikuti pembacaan isi cerita buku tersebut oleh narator.  Pada awalnya konsep buku audio ini dikembangkan bagi orang yang mengalami gangguan pengelihatan. Lalu dengan cepat mulai populer bagi anak anak usia pra baca.  Anak anak biasanya cepat tertarik pada hal hal yang baru. Buku Audio dapat membantu menumbuhkan cinta membaca pada anak lho.

Apa saja keuntungan Audio Buku dibanding buku biasa ?  

~ Kegiatan mendengarkan narasi, amat penting bagi perkembangan kemampuan pendengaran anak. 

~ Menambah latihan konsentrasi dan fokus pada anak, hal ini dapat nyata dilihat saat suara 'driiing' terdengar ketika anak diminta membuka halaman selanjutnya. Biasanya anak anak bersemangat membuka halaman selanjutnya.

~Melatih fokus pada dua hal sekaligus (multi sensorial processing ). Stimulus indra pengelihatan dan indra pendengaran secara bersamaan ditangkap oleh otak dan otak belajar menyimpulkan  informasi dari kedua indera tersebut. 

~Mendengarkan cerita juga dapat menstimulasi daya khayal/imaginasi dan pikiran pikiran kreatif sang anak.

~Anak dapat secara independent belajar membaca, menambah kepercayaan diri si anak.

~Memberikan kegiatan positif pada anak.

~Anak dapat belajar membaca dan melafalkan kata kata dengan benar ( terutama bila buku tersebut berbahasa asing).

~Anak dapat mengikuti intonasi sang narator, menebak emosi yang dimainkan narator dan tentunya background suara suara entah lagu lagu menambah seru jalannya cerita.

Tambahan, pengalaman mama millenia saat terjebak kemacetan dan saat perjalanan panjang di mobil, audio book berguna sebagai salah satu alat mencegah kebosanan.

Jadi tunggu apalagi, mari perkaya khasanah dunia anak kita. Perkenalkan mereka dengan keasyikan Buku Audio/Talking Book ini.




Salam Sayang.

Mama Millenia


Monday, August 12, 2013

Cara memilih helm sepeda yang tepat untuk anak.


Selagi dalam topik bersepeda, Mama Millenia ingin berbagi pengalaman memilih helm sepeda yang tepat untuk anak. Mulai dari ukuran, cara memakai, hingga posisi helm untuk melindungi kepala sikecil
Yuk kita simak tips memilih helm sepeda  yang tepat untuk anak, dibawah ini. 
  • Cari helm yang berstandar tinggi dan memiliki sertifikat tanda lulus uji keamanan, dalam meredam tumbukan (impact absorption).
  • Sesuaikan ukuran helm dengan ukuran lingkar kepala anak (head circumference). Cari helm sepeda yang dapat diatur ukuran kepalanya. Biasanya cara mengatur dengan memutar tombol/kenop yang berada di belakang kepala (dibawah tempurung helm) tombol dapat diputar untuk mengatur besar/kecilnya disesuaikan dengan lingkar kepala anak.  Pastikan tepat ukurannya, tidak goyah dan nyaman. 
  • Perhatikan tali helm membentuk huruf Y (lihat gambar inset) dan pasangkan klip pengaman dibawah dagu. Sesuaikan tali strap helm agar nyaman dibawah dagu anak dan pastikan talinya tidak kendur/longgar.  
  • Untuk perlindungan kepala teraman posisikan helm sekitar 2 jari dari alis mata sikecil. Pastikan pandangan tidak terhalang oleh helm. Lingkaran helm sengaja didesain lebih besar dari kepala agar sekiranya terjatuh helm dapat melindungi kepala sepenuhnya.
  • Sebaiknya carilah helm sepeda yang memiliki banyak lubang ventilasi. Apalagi untuk yang bermukim dinegara tropis/senang bersepeda saat musim panas. Lubang lubang ventilasi didesain sedemikian rupa agar kulit kepala dapat bernafas. Keringat di kulit kepala dapat menguap dengan mudah sehingga tidak terjadi heat stroke (sengatan panas matahari yang berbahaya). Keringat yang terkumpul banyak biasanya juga dapat membuat kulit kepala gatal, anak menjadi rewel. Sehingga mengurangi keasyikan bersepeda. 
  • Dianjurkan mencari helm sepeda yang berwarna warni.  Anak anak biasanya lebih tertarik warna ceria. Demikian pula diharapkan warna warna menarik ini dapat menangkap perhatian pengendara lain, sehingga menambah keamanan bersepeda. 
  • Bila helm sudah pernah jatuh atau membentur keras, saatnya mengganti helm yang baru. Helm yang telah mengalami benturan keras dianggap tidak lagi dapat berfungsi dengan baik.
Pastikan helm tidak longgar
Sesuaikan tali helm, telinga diantara bentuk Y. 
Tali helm diklip dibawah dagu.
Posisi yang benar. Posisikan helm 2 jari diatas alis
Posisi helm yang salah. Terlalu keatas/tidak pas.


Oh ya, helm pun mempunyai masa kadaluarsa. Masa berlaku efektif helm adalah sekitar 5 tahun. Setelahnya helm dianggap kurang efektif melindungi kepala karena depresiasi kualitas (dapat terjadi karena proses pemuaian, kerusakan plastik akibat terkena sinar matahari, dan retak retak lain yang mungkin tak terlihat jelas oleh mata). Dianjurkan mengganti helm setelah melampaui masa 5 tahun.

Dah dengan bekal tips tips diatas, silahkan berburu helm sepeda untuk anak. Ajak anak & libatkan dalam pemilihan helm sepeda agar dapat dicoba, diukur dengan pas dan tentunya menambah semangat bersepeda
Selamat bersepeda dengan aman. Semoga bermanfaat ya.

Salam Sayang,

Mama Millenia

Keterangan informasi:
Gambar gambar diatas diambil dari website http://www.cpsc.gov/en/Newsroom/News-Releases/1998/CPSC-Issues-New-Safety-Standard-for-Bike-Helmets/

Tuesday, August 6, 2013

Awalnya main Angry Birds berakhir dengan Teori Gravitasi Isaac Newton !

Seperti seorang ibu pada umumnya, kadang saya kelelahan  mengurus putra putra gantengku.
Padahal ya sudah dibantu oleh asisten rumah tangga. Disaat saat genting seperti ini, terpaksa Ipad keluar sebagai bargaining poin. Dan tawar menawar pun dimulai, game yang mana yang dimainkan lebih dulu. Entah kenapa Angry Birds tetap juara, favorite si kecil hingga sekarang.

Jadi, akhirnya sang mama menyerah dan ikut belajar tentang Angry Birds.

Kenapa sih dia Angry ? Si burung merah yang suka marah marah ini ternyata kesal pada babi hijau bertampang aneh. Kenapa ? Karena rupanya si babi suka mencuri telur telur burung. Itulah sebabnya dinamakan Angry Bird. Lha, terus babi hijau ini juga senang bersembunyi diberbagai jenis konstruksi yang gampang sekali runtuh. Maka si burung galak mulai melontarkan dirinya dengan misi menghancurkan si babi hijau aneh tadi. Nah kurang lebih itulah alur ceritanya.

Ada peribahasa bahasa Inggris tentang "Each clouds has silver lining", yang artinya kurang lebih disetiap kekurangan ada kebaikannya.
Jadi tentu saja ada sisi positif dari game Angry Bird yang menghanyutkan ini.

Inilah jawaban Mama Millenia saat dipertanyakan kenapa sikecil boleh main Angry Birds
(dengan dosis yang sudah ditentukan sebelumnya).  Sikecil sedang belajar !
Biasanya yang sudah siap melecehkan malah tambah gemas !
Hm belajar ?
Tidak tanggung tanggung, "Belajar Physics !". Alias Fisika, 

Sekilas tentang hukum dasar fisika dari Isaac Newton yang dapat diajarkan pada anak prasekolah adalah Teori Gravitasi.  Apa itu gravitasi ? Dan bagaimana caranya menerangkan pada anak ?
Gravitasi adalah kekuatan alam yang menarik seluruh benda ke pusatnya. Gravitasi bumi menarik seluruh benda ke bumi. Tanpa gravitasi maka kita akan melayang di udara.  Contoh nyata, ambil bola lemparkan ke udara, tentu akan jatuh.  Demikian pula Angry Bird, coba tarik si angry bird ini dari ketapelnya dan lepaskan, pasti akan jatuh. Tapi bagaimana kita mengatur agar jatuhnya tepat pas dikepala babi hijau yang bertampang aneh itu ? 

Mari kembali kepada bapak Newton yang pintar. 
Coba perhatikan, bila ketapel ditarik kuat...apa yang akan terjadi ? Si burung galak akan terlempar jauh, melesat cepat. Inilah yang dijabarkan oleh teori hukum gerak Newton (Newton laws of motion).  Lalu asal lemparan saja tentu tidak cukup, harus diarahkan...Nah pengarahan sudut/angle atau derajat kemiringan ketapel yang dapat menentukan jatuhnya si burung galak   dan menghancurkan babi hijau. 

Kesimpulan, yang dapat diambil. Semua benda akan jatuh bila dilempar ke atas, termasuk Angry Bird akan jatuh. Tarik ketapel sejauh mungkin, agar Si Burung merah dapat melesat cepat dan jauh. Lalu jangan lupa, pengarahan sudut/kemiringan ketapel akan menentukan letak jatuhnya si burung merah.  Kira kira anak tahu taktik ini ?

Dengan bermain, mengamati dan berbagai percobaan mereka menarik kesimpulan ini.  Beberapa anak bahkan mulai menunjukkan parabola (yang sebenarnya adalah termasuk salah satu hitungan matematika aljabra) sebagai faktor penentu titik jatuhnya angry bird.


Photo diambil dari www.gagbay.com
Menjelaskan dengan bahasa ilmiah kadang memang repot, saya sendiri kurang mengerti perhitungan tepatnya secara fisikawi.  Tetapi tidak berarti hal hal ini tak bisa diajarkan dan dijelaskan pada anak anak usia 4 tahun keatas. Idealnya dapat dihubungkan antara permainan elektronik dan dunia nyata. Hingga anak dapat menerapkan apa yang sudah dipelajari secara maya,ke dalam dunia nyata. 
Saling menunjang kan ?

Nah, setelah cerita pada anak sekilas tentang Gravitasi. Coba putar video clip lagu tentang gravity dari  PBS KIDS ini. Dijamin anak anak suka dan bersenandung dengan riang. Baca liriknya dibawah klip ini, isinya pintar. Menjabarkan Gravitasi secara lisan pada anak.



Ooo
Gravity always brings me down..Oo
Gravity always brings me down..
Drop a cup, drop a ball, drop your shoes and they will fall..
Something pulls them down, you see..
And that force is called gravity.
Gravity always brings me down..Oo
Gravity always brings me down..
Gravity, you can't see but you see what it does..
That's why apples fall from trees..
Why the rain fall from above..
I wish I could jump up to the moon..
But gravity, keeps me here in my room..
Gravity always brings me down..Oo
Gravity always brings me down..

Ya, sekarang bolehlah atur waktu, biarkan anak main Angry Birds, dan mari kita menikmati waktu tenang sebentar tanpa merasa bersalah.

Salam Sayang,

Mama Millenia






Sunday, August 4, 2013

Cara mudah mengajari anak bersepeda roda dua.

Senangnyaaaa !
Akhirnya sikecil yang baru berumur 4 tahun dapat bersepeda roda dua.
Terus terang, sebelum mengajarkan anakku bersepeda, saya sibuk mencari informasi  bagaimana caranya agar ia dapat belajar dengan nyaman dan cepat. Yah,sedapat mungkin tanpa rasa takut. Yuk baca ulasan dibawah ini,semoga dapat membantu sesama orang tua mengajarkan anaknya bersepeda.

Kapan sih anak dapat mulai belajar sepeda roda dua ?
Sekitar usia 3 sampai 4 tahun, anak anak sudah mulai dapat diajarkan bersepeda roda dua.

Cara mendeteksi kesiapan bersepeda pada anak adalah dengan melihat apakah anak telah mempunyai reflek yang sigap dan kekuatan otot kaki untuk mengayuh pedal sepeda. Kesigapan reflek dapat dilihat melalui tes menangkap  bola. Berdiri sekitar 1 meter dari sang anak, lemparkan bola pada anak dan lihat seberapa cepat anak berusaha menangkap bola. Bila gerakan reflek menangkap bola kurang dari satu detik, dan anak dapat  atau hampir menangkap bola tersebut, maka dia telah dapat belajar bersepeda. Kesigapan reflek adalah salah satu indikator kesiapan anak menyeimbangkan sepeda.

Mari kita kenali manfaat mengajarkan anak bersepeda:
  • Mengasah kekuatan motorik kasar si kecil. Apa itu motorik kasar ? Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh.
  • Melatih keseimbangan tubuh.
  • Hadiah terbaik yang dapat diberikan pada seseorang ! Keahlian bersepeda akan terpakai seumur hidup dan sekali orang dapat bersepeda, ia tidak akan pernah lupa.
  • Memberikan alternatif olah raga atau hobby yang menyenangkan dan sehat pada anak. Olah raga membantu menghilangkan stress, meringankan mood jelek. 
  • Sebagai bentuk transportasi yang ramah lingkungan, dan murah meriah.
  • Memberikan rasa kepercayaan diri dan independence pada anak.
  • Menambah kepandaian spatial. Dengan bersepeda, anak dapat berhitung mengira jarak, dan berpikir tentang probabilitas.
Siap mengajarkan anak bersepeda ? 

Sekarang baca langkah langkahnya agar di kecil dapat belajar tanpa trauma...


1. Menguatkan motivasi pada sang anak, caranya dengan membahas serunya bersepeda roda dua. Entah melalui diskusi, ataupun melalui buku cerita.

2. Mempersiapkan peralatan bersepeda, misalkan dengan mencopot roda trainer di sepeda roda tiga, lebih asyik lagi kalau orang tua mengajak si anak bekerja sama dalam hal ini. Sekalian mengenalkan pada anak, alat alat pertukangan dan bagian bagian sepeda tentunya.
Pastikan pelana sepeda lebih rendah dari stang sepeda. Gunanya agar anak dapat cepat menjejakkan kaki ke tanah saat sepeda kurang seimbang.
Jangan lupa yang  perlu diingatkan helm bersepeda, biasakan memakai helm saat bersepeda untuk melindungi kepala. 
Bila dapat siapkan padding untuk siku dan lutut. Pilih baju lengan panjang, celana panjang dan sepatu tertutup untuk menghindari luka/lecet saat jatuh.

3. Mencari tempat yang aman untuk bersepeda. 
Idealnya di lapangan berumput yang cukup luas dan rata; rumput sebagai bantalan agar tidak terlalu sakit saat jatuh. Bila tidak ada lapangan rumput, di lapangan atau jalanpun tidak apa asalkan  tempat yang luas, permukaannya rata dan tidak ramai dengan kendaraan lain.  Perhatikan juga benda benda sekitar yang dapat mencelakai anak, amankan barang barang yang tidak perlu dan berbahaya.

4. Ajarkan cara menuntun sepeda dengan tepat. 
Tergantung pada kekuatan anak apakah kidal atau sering memakai tangan kanan. Ikuti gerakan natural anak, bila kidal berarti anak berada disamping kanan sepeda, letakkan satu tangan kiri mengarahkan sepeda dan tangan lainnya menuntun pelana sepeda. Sebaliknya, bila tidak kidal berarti anak berada disamping kiri sepeda, tangan kanan mengarahkan stang sepeda dan tangan kiri menuntun pelana sepeda. 
Kedua tangan sengaja diletakkan di dua tempat berbeda, yang satu untuk "menyetir" dan tangan yang lain untuk menyeimbangkan sepeda.  Biasakan agar anak memegang sepedanya sendiri, agar mereka mandiri dan menguatkan otot yang diperlukan saat bersepeda nanti. 

Belajarlah menuntun sepeda secara lurus, berbelok dan berputar agar tubuh dan otak anak terbiasa dengan gerakan tersebut.

5. Menaiki sepeda dan belajar keseimbangan.
Sebelum belajar mengayuh, ada baiknya anak belajar keseimbangan. Caranya dengan mengajarkan meluncur,awalnya kaki tetap menginjak tanah, dan menjejak untuk meluncur maju.  Biarkan mereka belajar keseimbangan ini selama beberapa waktu. Bila sudah merasa nyaman dengan meluncur dan seimbang, kaki dapat mulai diangkat sedikit demi sedikit. Tahap ini hanya meluncur dan menikmati sensasi keseimbangan.  Ajak anak meluncur lurus, dan berbelok. Ulangi beberapa kali hingga anak percaya diri.

Saat ini ada beberapa sepeda yang didesign untuk belajar keseimbangan dengan meluncur. Sepeda ini tidak mempunyai pedal dan biasa disebut Running Bike, Balance Bike ataupun Pre Bike. 
Biasanya sepeda ini dapat digunakan mulai dari usia 3-6 th.

Contoh sepeda tanpa pedal.


Photo diambil dari http://groupego.com.my/team.php?id=635#page=page-1

6. Belajar mengayuh pedal sepeda.
Bila anak telah percaya diri dalam meluncur, biasanya keseimbangan sudah mulai terbentuk.  Otak akan mengingat muscle pattern (pola gerakan otot). Mengayuh pedal pertama kali akan lebih mudah bila dipegangi, karena banyak sekali yang harus dipahami dan dilakukan oleh anak dalam waktu yang singkat.

Cara orang tua memegangi anak saat belajar mengayuh sepeda, juga sama seperti menuntun sepeda. Satu tangan untuk membantu "menyetir" sepeda dan tangan lain memegang pelana untuk membantu menyeimbangkan anak dan sepedanya.  Setelah beberapa lama latihan mulailah mengurangi bantuan. Lepaskan pegangan tangan orang tua pada stang. Minta anak untuk menyetir sepedanya dan orang tua cukup memegangi pelana sepeda. 

Trik yang perlu diperhatikan adalah terus mengingatkan untuk anak mengayuh dengan cepat dan beri mereka satu fokus tujuan; misalkan yuk kita kayuh sampai ke depan pagar dsb. Kayuhan pedal yang cepat membantu anak untuk menjaga keseimbangan. Sementara fokus mata pada suatu tempat bertujuan agar dapat membantu mereka menyetir lurus tanpa oleng. 
Biasanya anak yang baru belajar keseimbangan bersepeda, bahu dan tangan ikut bergerak dan oleng bila kepala mereka menoleh bergerak gerak.
Bila sudah mulai dirasa ada keseimbangan orang tua dapat melepaskan pegangan di pelana sepeda. 
Yang perlu diingat oleh orang tua, untuk 'berani' melepas sepeda ! Banyak orang tua yang ketakutan anaknya jatuh dan anaknya ngambek. Jatuh adalah hal yang wajar. Biasanya anak akan memandang orang tua saat jatuh, beri semangat untuk mencoba lagi. Jangan menunjukan wajah yang terlalu khawatir, kecuali memang jatuhnya spektakular !


7. Saatnya belajar "memulai kayuhan pertama dari posisi diam di tempat"
Nah untuk yang satu ini, pastikan satu kaki menginjak tanah dan pedal di kaki lain berada di posisi tertinggi, siap untuk 1 kayuhan penuh. Posisikan pedal kira kira sekitar arah jam 2 pada putaran waktu.
Katakan pada anak untuk menjejak kaki yang menginjak tanah dan secepatnya mengayuh kaki lainnya.
Pada tahap ini pelana sepeda dapat dipegangi secara ringan lalu secepatnya dilepas.  Biasanya dalam beberapa kali latihan anak telah dapat memposisikan keseimbangan diri dan memulai bersepeda tanpa oleng.

8. Belajar mengerem sepeda dengan aman.
Perhatikan ada 2 rem sepeda yang diatur oleh tangan. 2 rem sepeda untuk roda depan dan belakang. Biasakan mengerem keduanya. Bila hanya salah satu rem yang digunakan, konsekuensinya dalam kecepatan tinggi sepeda dapat berputar dan pengendaranya dapat terlempar ke udara. Bila kedua rem sudah digunakan perlahan, satu kaki dapat menjejakkan ditanah dan kaki lain tetap bersiap dipedal.

9. Ajarkan Etiket dan Aturan Keselamatan Bersepeda.
Bagi anak anak yang telah dapat bersepeda, sangat penting untuk mendiskusikan etiket dan aturan keselamatan bersepeda. Etiket dan aturan ini sama seperti aturan lalu lintas pada umumnya. 
Cara berbagi jalan pada pengguna lalu lintas, cara menyeberang jalan dengan aman, cara menginformasikan tujuan (belok kanan & kiri), menggunakan lampu reflektif  bila bersepeda malam hari dsb.

Selamat mencoba dan tentu saja semangat bersepeda bersama keluarga.
Jadi pingin tahu kesan pengalaman kalian saat belajar bersepeda, bila sempat tolong tuliskan dibagian comment ya.

Salam sayang.

Mama Millenia


Book Review: The Day the Crayons Quit by Drew Daywalt, Illustration by Oliver Jeffers.

Menemukan buku favorite yang menyenangkan dibaca bersama keluarga memang susah susah  gampang. Untungnya hari ini saat berburu buku di toko buku kesayangan, si kecil menemukan buku yang menurut saya amat menarik. Idenya berbeda dengan buku cerita anak yang lain, walaupun demikian pesan moralnya tetap kuat. 






Buku ini berjudul The Day the Crayons Quit, karangan Drew Daywalt, illustrasi oleh Oliver Jeffers. Buku ini dirilis bulan Juni 2013 dan langsung menjadi  New York Times #1 Best Seller. Tak heran, sangat kreatif dan pintar sih ide ceritanya !

Buku ini berkisah tentang keluh kesah sekumpulan krayon dalam satu box.
Saat Duncan, si anak tokoh utama ingin mewarnai. Ia membuka kotak krayonnya, dan menemukan kejutan besar. 

Setumpuk surat dari krayon krayon yang berkeluh kesah !
Dimulai dari si krayon merah yang menulis surat kepada Duncan yang isinya ingin berhenti saja, karena merasa terlalu banyak mewarnai ! Duncan sibuk memakai krayon merah untuk mewarnai  dari pemadam kebakaran, apel hingga stroberi.   Si krayon merah mengeluh bahwa ia tak berhenti dipakai bahkan saat liburan. Misalkan untuk mewarnai Santa saat libur natal dan mewarnai hati saat valentine. Cukup sudah kata si krayon merah...

Ah sekarang krayon krayon lain ikut menceritakan keluhannya disurat komplain. 
Kali ini giliran si krayon oranye menceritakan tentang perseteruannya dengan krayon kuning. Mereka berebut, ingin menjadi warna khusus untuk matahari..

Banyak yang dibahas dengan perumpamaan disini, betapa krayon krayon ini sebenarnya adalah 'jelmaan' orang orang disekitar kita. Ada yang puas, ada yang cemburu, bahkan si krayon beige merasa malu ! Benar dia malu, karena Duncan mencopoti kertas pembalut krayonnya.  
Rupanya makna moral dari buku ini, ingin agar anak belajar memahami karakter dan membangun empati pada lingkungan sekitar. 
Juga, mulai menghargai barang dengan tidak merusaknya.

Illustrasinya sengaja dibuat seperti surat yang ditulis oleh seorang anak, dengan gambar dan warna yang menarik. Setiap halaman didedikasikan untuk satu warna krayon dan mengikuti alur surat keluhannya.

Akhir dari buku ini amat menyenangkan, Duncan memberi suatu solusi indah bagi para krayon krayonnya yang sudah sangat setia menemani Duncan berkarya.

Aih benar benar jatuh cinta pada buku ini, sikecil sudah beberapa kali minta dibacakan dan setiap kali selalu terseyum lebar karena tingkah polah krayon yang lucu lucu !  Coba cari di toko buku dan baca, jangan lupa kasih tahu bagaimana pendapatmu...

Oh ya sedikit tambahan, gaya bahasanya cenderung blak blakan. Gaya bahasa keluarga non formal, jadi ada beberapa kata yang mungkin terdengar agak aneh seperti 'crazy' dsb. 

Recommended untuk anak 3 tahun keatas.

Salam sayang,

Mama Millenia